Sunday 12 February 2017

Modul Pengkondisian Sinyal Forex

Laporan Praktikum Pengkondisian Sinyal Ukiew LAPORAN PRAKTIKUM Fiche de travail. Pengkondisi sinyal Tgl Penyerahan Laporan: 9 Janvier 2007 LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN PENGKONDISIAN SINYAL Dosen Pembimbing. Ignatius Riyadi Mardyanto, MT Disusun oleh. Lucky Ramadhani Saputra 06221042 Partenaire. Nama Nim. Ilhamdi 06221038 Iwan Husaeni 06221039 Kamalluloh 06221041 Lutfi Lukman N 06221043 M. Taufik Hidayat 06221044 M. Adam 06221045 Nurlinda Ali Rahman 06221046 TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2007 Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi Sinyal Modul Praktikum Convertisseur de Zero Span I. Tujuan 1. Gamme de mesure et convertisseur zéro. II. Dasar Teori Sortie suatu tranduser jarang yang sesuai (correspondance) dengan suatu pengkondisi sinyal, ADC, afficher kunputer atau. Misalnya suatu cellule de charge mempunyai sensitifitas 20 Volt lb. sedangkan tanpa beban sortie yang dihasilkan 18 mVolt, sementara panneau mètre numérique memerlukan pengubah 0,01 m Volt lb Atau ADC memerlukan sinyal 0 sampai 5 Volt, sementara sortie tranduser hanya sebesar 2,48 3,90 Volt. Rangkaian zéro et la portée pada percobaan ini memperlihatkan cara untuk mengatasi permasalahan seperti di atas. Dengan membuat sinyal linier melalui suatu span (pente) et zéro (perganalien dengan sumbu et pada koordinat kartesian) akan didapat paramètre paramètre yang berhubungan dengan tegangan yang diinginkan. Span et zéro convertisseur dapat dibuat dengan menggunakan rangkaian penjumlah (En inversant l'été), seperti tampak pada gambar 9.1. Convertisseur zéro nul et convertisseur zéro. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Harga Rf dipilih concerné, sehingga perubahan sedikit pada Ri tidak akan membebani capteur, harga (nilai) Ri dapat dihitung, demikian pula nilai Dapat dihitung bila V dapat ditentukan. III. Alat dan Bahan 1. Kit praktikum 2. Osiloskop 3. Multimètre (2 buah) IV. ProblèmeProsedur Percobaan Diketahui suatu tranduser tempérament menghasilkan tegangan keluaran sebesar 2.48 V untuk kondisi tempurature minimale menghasilkan keluaran 3.90 V untuk kondisi temperatur maksimum. Keluaran tranduser akan dihubungkan dengan suatu Entrée ADC ADC 0 5 Volt. Buatlah suatu rangkaian span et zéro convertisseur untuk problem di atas. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Modul Praktikum Tension au convertisseur courant I. Tujuan 1. Mengetahui teknik pengubah sinyal tegangan ke arus dengan metoda. 1 charge flottante 2 charge mise à la terre 2. Mampu membuat pengubah sinyal tegangan ke arus II. Dasar Teori Pengiriman sinyal dalam bentuk tegangan menimbulkan banyak permasalahan. Tahanan seri, antara, keluaran, pengkondisi, sinyal dan, beban, bergantung, pada, jarak, kabel, yang, digunakan, temperatur, dan bagustidaknya, sambungan, yang, digunakan. Bahkan kebocoran beberapa mV sépanjang kabel dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran. Dengan menggunakan mode de transmisi arus diharapkan, beban dapat menerima semua informasi sinyal yang dikirimkan. Pengubahan sinyal tegangan ke aru dilakukan dengan dua cara, yaitu. 1. Charge flottante 2. Charge à la masse Figure 8 3 a. Rangkaian pengubah tegangan ke arus (charge flottante) b. Kurva karakteristik perancangan Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Arus yang lewat RS Catatan. Charge VRS IR e2 e1 III. Alat dan Bahan 1. Kit praktikum 2. Multimètre (2) IV. ProblèmeProsedur Percobaan Diketahui suatu ADC entrée dengan ADC 0 5 Volt. Buatlah suatu rangkaian Convertisseur de tension au courant untuk problem di atas. Sortie de Dengan keluaran yang akan dihubungkan dengan Transmetteur dengan masukan arus (entrée) 4 20 mA. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Modul Praktikum Pengubah Arus ke Tegangan I. Tujuan 1. Mempelajari teknik pengubah sinyal dari sinyal arus ke sinyal tegangan. 2. Mampu membuat pengubah sinyal arus ke tegangan. II. Dasar Teori Sekali sinyal arus dikirimkan pada suatu lokasi, sinyal dans le harus diubah menjadi tegangan. Biasanya alat alat affichage atau enregistrement données mempunyai entrée dalam bentuk tegangan. Untuk pengiriman arus dalam bentuk charge mise à la terre, cara pengubahan ke tégangan adalah dengan mémasang suatu RL, seperti tampak pada Figure 9 6. Untuk pengaturan span et zéro disediakan Ie, U2, dan U3 sebagai tampon, mengisolasi RL dan Ri. Permasalahan yang ada pada teknik mise à la terre référence adalah bahwa arus terre yang harus dikembalikan antara émetteur dan récepteur sehingga akan menyebabkan drop tegangan. Perbédan potensial pada terre bisa beberapa volt. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan teknik charge flottante. Arus dikirim dan dikembalikan mélalui beban dengan dua kawat. Kenaikan atau penurunan akan terjadi pada kedoukawat sehingga pengaruhnya akan saling menghilangkan. Figure 9 7 memperlihatkan teknik ini. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Yakinkan bahwa Rspan untuk mengantisipasi kesalahan pembebanan. III. Alat dan Bahan 1. Kit praktikum 2. Multimètre (2) IV. ProblèmeProsedur Percobaan Diketahui suatu Transmetteur dengan masukan arus (entrée) 4 20 mA. Buatlah suatu rangkaian courant au convertisseur de tension untuk problem di atas. Dénon sortie keluaran yang akan dihubung kan dengan redresseur dengan masukan tegangan (entrée) 0 5 Volt. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal V. DONNÉES ANALISA Modul praktikum convertisseur de zéros Convertisseur zéro de karakteristik perangangan et convertisseur zéro Données Modul Praktikum Zero Span No V en e en V sortie (V) Keterangan (V) (V) simulasi perhitungan praktikum 1 2.473 2.48 0.02 0.02 3.4 2 2,473 2,6 0,44 0,44 3,6 3 2,473 2,8 1,14 1,14 3,8 4 2,473 3,0 1,84 1,84 4 5 2,473 3,3 2,89 2,89 4,4 6 2,473 3,6 3,94 3,94 4,65 7 2,473 3,94 4,99 4,99 4,95 Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Modul praktikum Convertisseur de tension vers courant Convertisseur de tension pour courant continu Pengubah tegangan ke arus Données Modul Praktikum Tension au convertisseur de courant No V dans e dans I sortie (mA) (V) (V) simulasi perhitungan praktikum Keterangan 1 15 0 4,01 4,00 4,23 2 15 1 7,04 7,20 6,92 3 15 2 10,07 10,40 8,10 4 15 3 13,11 13,60 10,47 5 15 4 16,14 16,80 13,03 6 15 5 19,17 20,00 15,40 Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Modul praktikum Convertisseur de courant en tension Kurva karakteristik perancangan Module de données Praktikum Convertisseur courant tension Non I en V sortie (V) Keterangan (mA) simulasi perhitungan praktikum 1 4 0,1 0 0,26 Hasil 2 8 1,3 1,2 1,89 praktikum 3 12 2,5 2,4 3,61 bersumber 4 16 3,7 3,6 4,86 ​​Dari kelompok 5 20 4,9 4,8 lain Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal VI. PEMBAHASAN Seperti yang kita ketahui bahwa Pengkondisien sinyal bagian dari penyusun système pengendali dibawah ini akan dibahas secara umum. Sistem Kendali Lup Tertutup (Lengkap) Elemen Dasar Sistem Pengendalian Lup Tertutup: 1. Elemen Pengukuran Mengukur besarnya variabel yang akan dikendalikan (Y) menghasilkan sinyal hasil pengukuran (Ym) yang sebanding. 2. Elemen Pembanding Membandingkan apakah nilai paramètre proses yang dikendalikan (diwakili oleh Ym) sudah sesuai dengan nilai paramètre proses yang dikehendaki (diwakili oleh R). Hasil perbandingannya disebut sinyal kesalahanerror (e) yang dinyatakan dalam persamaan: e R Ym 3. Elemen Kendali Memutuskan langkah apa yang akan diambil berdasarkan informassim sinyal kesalahan (e) tersebut. Hasil keputusannya (O) diperoleh berdasarkan perhitungan perhitungan tertitenu dan hasilnya dikirimkan unité ke koreksi untuk dilaksanakan. Elemen kendali menghitung besarnya koreksi yang diperlukan oleh unité koreksi. 4. Elemen Koreksi Menerjemahkan perintah dari unité kendali dan mélaksanakan perintah tersebut dalam bentuk aksi nyata (M) yang berpengaruh langsung terhadap perubahan nilai paramètre proses yang akan dikendalikan. 5. Elemen Proses Merupakan obyek dari suatu système pengendalian. Les proses de sortie prospèrent le yang akan dikendalikan (Y) de merupakan nilai de paramètre. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal Elemen Pengukuran terdiri dari dua elemen: 1. L'élément de détection (capteur) Merupakan bagian yang pertama kali mendeteksi besarnya variabel proses (Y). Elemen ini akan menghasilkan sortie yang sebanding dengan variabel proses, akan tetapi belum tentu sesuai dengan format pengendali yang digunakan. 2. Émetteur Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengolah sinyal sortie capteur menjadi sinyal yang cocok dengan format pengendali (Ym). Elemen Koreksi terdiri dari tiga elemen: 1. Pengkonversi sinyal 1n Memodifikasi sinyal keluaran pengendali agar format memiliki yang cocok bagi elemen penggerak (aktuator). 2n Terjadi penguatan joura danatau perubahan bentuk fisis sinyal. 2. Aktuator 1n Merupakan bagan yang mentranslasikan sinyal sortie pengkonversi sinyal menjadi suatu aksi nyata pada elemen kendali akhir. 3. Elemen Kendali akhir (élément de contrôle final) 1n Merupakan bagian yang memiliki pengaruh langsung pada perubahan proprits variables (proses de la production). 2n Sortie dari elemen kendali akhir merupakan entrée dari proses yang dapat dimanipulasidiubah ubah béarnamaya agar variable de processus (variable contrôlée) besarnya sama dengan point de consigne Kendala permasalahan dan Pemecahan masala pada saat praktikum 1 Komponen yang sudah rusak pada kit praktikum, sebelum praktikum sema komponen di Cek terlebih dahulu dan menganti menukar dengan kit praktikum yang lain. 2 Rangkaian yang kurang tepat, sebelum praktikum setelah pengecekan komponen, maka menyesuaikan rangkaian sesuai modul praktikum. 3 Alit penguin lain yang tidak sesuai (alimentation), mengganti dengan alimentation yang lain. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi Energi LAPORAN PRAKTIKUM Fiche technique. Pengkondisi sinyal VII. Kesimpulan 1 Rangkaian zéro span merupakan elemen penguat, yang berfungsi sebagai penguat sinyal dari sebuah sensor untuk disampaikan ke elemen berikutnya agar Sortie suatu tranduser jarang yang sesuai (correspondance) dengan suatu pengkondisi sinyal, ADC, affichage d'un ordinateur à l'autre. 2 Tension de Rangkaian au convertisseur de courant merupakan elemen transmetteur yang berfungsi untuk mengolah sinyal sortie capteur menjadi sinyal yang cocok dengan format pengendali (Ym). Pada praktikum ini Rangkaian tension au convertisseur actuel mengubah sinyal tegangan menjadi sinyal arus listrik. Pengiriman sinyal dalam bentuk tegangan menimbulkan banyak permasalahan, seperti. 1 Tahanan seri antara keluaran pengkondisi sinyal 2 Beban bergantung pada jarak kabel yang digunakan 3 Temperatur 4 Sambungan yang digunakan 5 Kebocoran tegangan walaupun beberapa mV sepanjang kabel Dengan menggunakan Rangkaian tension au convertisseur courant diharapkan, beban dapat menerima semua informasi sinyal yang dikirimkan. 1 Rangkaian courant au convertisseur de tension merupakan elemen Pengkonversi sinyal, yang berfungsi memodifikasi sinyal keluaran pengendali agar format memiliki yang cocok (tegangan) bagi elemen penerimanya (redresseur) yang biasanya berupa pengkondisi sinyal, ADC, écran atau ordinateur. 2 Dalam aplikasinya semua rangkaian mémiliki gangguan baik dari komponen atau lainnya yang, yang menyebabkan transmisi sinyal kurang sesuai dengan yang diharapkan. VIII. Daftar Pustaka Gunterus, Frans. 1995. Falsafah dasar: systéme pengendalian proses. Jakarta: Erlangga. Mardiyanto, I. R. 2004. Fiche de travail Instrumentasi dan pengukuran. Bandung: Polban. Harjatmo, R. Agoeng. . Kuliah Pengaturan. Bandung: Polban. Lucky Ramadhani Saputra06221042D3T. Konversi EnergiSeringkali, pilihan mengenai karakteristik suatu capteur terhadap variabel masukan sangatlah terbata, sehingga diperlukan adanya suatu pengkondisian sinyal. Pengkondisian sinyal dans berkaitan dengan opéra operasi yang dikenakan pada sinyal guna mengkonversi sinyal tersebut ke bentuk yang sesuai dengan yang diperlukan untuk interface dengan elemen elemen lain dalam sistem instrumentasi. Efek pengkondisien sinyal pada sinyal masukan sering dinyatakan dalam bentuk fungsi alih. Pengkondisi sinyal dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, seperti etang akan diuraikan berikut. 1. Niveau de Pengubahan Sinyal Suatu cara yang paler sederhana untuk pengkondisian sinyal adalah dengan mengubah niveau sinyal, yaitu dengan melakukan penguatan ataupun peredaman. Salah satu faktor yang penting dalam pemilihan penguat adalah impédansi masukan yang ditawarkan kepada capteur (aktue elemen lain yang berfungsi sebagai masukan). Dalam beberapa kasus, (misalnya akselerometer et detektor optik), tanggapan frekuensi penguat juga merupakan et suatu hal yang sangat penting. 2. Linierisasi Hubungan antara keluaran dengan masukan capteur seringkali tidak linier. Oleh karena itu diperlukan suatu rangkaian untuk linierisasi sinyal tersebut, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1. Tujuan linierisasi adalah untuk mendapatkan keluaran yang berubah secara linier terhadap variabel masukan meskipun keluaran sensornya tidak linier. Rangkaian linierisasi ini sulit dirancang, dan biasanya bekerja hanya dalam batas yang sempit. Cara linierisasi yang lebih moderne adalah seara perangkat lunak, yanu dengan membolehkan sinyal tak linier sebagai masukan ke komputer dan selangouanya melakukan linierisasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pengkondisian dalam sinyal inin digunakan untuk mengkonversi suatu jenis perubahan liste ke jenis perubahan listrik yang lain. Konversi ini diperlukan misalnya dalam transmis sinyal dan interface dengan sistem digital. Transmisi Sinyal. Un transmetteur sinyal seringkali digunakan transmisi arus karena tidak dipengaruhi oleh perubahan beban. Niveau standard arus yang digonakan adalah 4 sampai 20 mA. Interface numérique. Penggunaan komputer dalam systématiquement akan memerlukan suatu konversi dari données analogique ke données numériques, yaitu yang dilakukan oleh ADC. Konversi ini biasanya memerlukan pengaturan niveau sinyal analogue agar sesuai dengan masukan yang diperlukan oleh ADC. 4. Filtre dan Penyesuai Impedansi Dalam banyak kejadien, sinyal yang diperlukan sering bercampur dengan sinyal yang tidak diinginkan (bruit). Un filtre de filtre passe haut (LPF), un filtre passe haut (HPF), un filtre anti entaille, un filtre de filtre et un filtre de filtre. Penyesuaian impedansi kadang diperlukan, yaitu apabila impedansi transduser interne atau impedansi saluran dapat menyebabkan terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran suatu variabel. 5. Konsep Pembebanan Salah satu hal etang sangat penting dalam pengkondisian sinyal analogique adalah adanya pengaruh pembebanan pada suatu rangkaian oleh rangkaian lain, yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakpastien dalam amplituda tegangan. Gambar 2 memperlihatkan efek pembebanan capteur pada, yang dalam hal ini dinyatakan dalam rangkaian setara Thevenin.


No comments:

Post a Comment